Alistair Maclean - Pertemuan Maut Di Kutub Utara - Ice Station Zebra |
Walaupun kabut sudah mulai turun dan,agak mengganggu penglihatan saya, tapi saya yakin bahwa yang sedang mendatangi saya itu adalah Letnan Kolonel James D. Swanson dari Angkatan Laut Amerika Serikat. Dialah komandan dan sebuah kapal selam yang paling mutahir dan paling hebat. Dari garis-garis yang tampak di sekitar mata dan mulutnya, saya mendapat kesan bahwa dia adalah seorang pria yang menyenangkan, tapi saya rasa bukan sifat itu saja yang memungkinkan ia menduduki jabatannya yang sekarang. Matanya itulah. Dia memiliki sepasang mata yang berwarna keabu-abuan. Mata yang paling jernih dan yang paling dingin, yang pernah saya temui. Ketika dia berhenti di’ hadapan saya, ditelitinya wajah saya dan kemudian matanya menatap sehelai kertas yang dipegangnya. Dari matanya itu saya yakin bahwa dia sudah menarik sebuah kesimpulan.
“Maaf, Dr. Carpenter,” katanya dengan suara tenang dan ramah, tapi saya tak mendengar adanya rasa sesal dalam permintaan maafnya itu. Dilipatnya kertas tilgram itu dan dimasukkannya kembali dalam sampulnya. “Maaf saya tak bisa menerima tilgram ini sebagai suatu perintah resmi ataupun menerima anda sebagai penumpang di kapal ini. Saya harap anda tidak salah faham, karena saya rasa andapun mengerti bahwa saya harus mentaati peraturan yang berlaku.”
“Perintah resmi?” Saya keluarkan lagi tilgram itu dan saya perlihatkan tanda tangan yang tertera di sana. “Apa anda kira ini tanda tangan seorang kacung di Markas Besar Angkatan Laut Inggris?” Ini memang tidak lucu.