Ahmad Tohari - Bekisar Merah |
Dari balik tirai hujan sore hari pohon-pohon kelapa di
seberang lembah itu seperti perawan mandi basah; segar,
penuh gairah, dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup
adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan
punggung. Batang-batang yang ramping dan meliuk-liuk oleh
embusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang
tenang dan penuh pesona. Ketika angin tiba-tiba bertiup lebih
kencang pelepah-pelepah itu serempak terjulur sejajar satu
arah, seperti tangan-tangan penari yang mengikuti irama
hujan, seperti gadis-gadis tanggung berbanjar dan bergurau di
bawah curah pancuran.
Pohon-pohon kelapa itu tumbuh di tanah lereng di antara
pepohonan lain yang rapat dan rimbun. Kemiringan lereng
membuat pemandangan seberang lembah itu seperti lukisan
alam gaya klasik Bali yang terpapar di dinding langit. Selain
pohon kelapa yang memberi kesan lembut, batang sengon
yang lurus dan langsing menjadi garis-garis tegak berwarna
putih dan kuat. Ada beberapa pohon aren dengan daun
mudanya yang mulai mekar; kuning dan segar. Ada pucuk
pohon jengkol yang berwarna coklat kemerahan, ada bunga
bungur yang ungu berdekatan dengan pohon dadap dengan
kembangnya yang benar-benar merah. Dan batang-batang
jambe rowe, sejenis pinang dengan buahnya yang bulat dan
lebih besar, memberi kesan purba pada lukisan yang terpajang
di sana.